Halaman

Selasa, 19 Maret 2013

belajar (:)


Kenalan ama kuLit duluu yuuugh..

Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikia juga oleh penyakit. Karena terdapat banyak penyakit yang memengaruhi kulit maka hanya yang paling sering ditemukan saja yang akan dibahas di sini.
Kulit terdiri dari 2 lapisan 
epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya. Terdapat juga apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku.
Daftar isi
·         1 Epidermis
·         2 Dermis
·         3 Hipodermis
·         4 Kelenjar Keringat
·         5 Appendises
·         6 Sidik Jari
·         7 Kulit Neonatus
Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air, sehingga body lotion tidak akan memberikan pengaruh terhadap kulit.Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melanin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.
Dermis
Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan : yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
Hipodermis
Ini merupakan zona transisional di antara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.
Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.
Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.
Appendises
Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.
Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.
Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif, tetepi juga termasuk yang berikut :
1.     Bertindak sebagai barier terhadap infeksi asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juda dirusak oleh mikroorganisme dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi bakteri dapat juga terhalang oleh keasaman kulit.
2.     Ketahanan jaringan yang kuat melindungi jaringan di bawahnya.
3.     Kulit bertindak sebagai insulator (hipoderm) dan membantu mengatur suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari panas, glandula menskresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan ; pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan meningkatkan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin, pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian menurunkan kehilangan panas.
4.     Karena mengandung akhiran saraf sensorik, sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.
5.     Sampai tingkat tertentu, kulit bertindak sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6.     Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.
Sidik Jari
Sidik jari sudah terbentuk pada bulan ketiga kehidupan intra uterin dan ini mempunyai aplikasi penting dalam genetika dan kedokteran. Masing-masing individu mempunyai pola sidik jari tersendiri dan fakta ini digunakan sebagai cara identifikasi polisi dan di RS tertentu. Ditemukan bahwa pada sejumlah cacat genetika terdapat sidik jari atau sidik kaki abnormal. Misalnya pada sindroma down (mongolisme), sidik jari yang beransa lebih sering dari biasanya, dan pada sindroma turner terdapat lebih banyak ridge dibandingkan keadaan normal.

Kulit Neonatus
Kulit pada bayi neonatus ditutupi oleh bahan berminyak, yaitu verniks kaseosa yang memperbesar mantel pelindung normal yang ditemukan pada kulit orang dewasa. Bahan ini dihasilkan oleh hormon sek maternal yang merangsang sekresi dari glandula kulit bayi. Pengaruh dari hormon ini berlangsung selama beberapa bulan setelah lahir, tetapi glandula kulit bayi sendiri secara relatif tetap inaktif hingga pubertas. Verniks harus dibiarkan lepas atau diangkat secara perlahan-lahan. Jika kulit bersih dari verniks, maka bayi dapat dimandikan dengan menggunakan sabun dan dikeringkandengan lembut. Pengeringan selanjutnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan bedak talkum halus. Beberapa bayi dilahirkan dengan kulit kering. Hal ini tampaknya merupakan keadaan yang diwariskan, dimana terdapat kelebihan lapisan tanduk dan seringkali lebih sedikit dan kelenjar keringat yang kurang aktif dibandingkan kulit normal.
Terminologi Pada Kondisi Dermatologis
Banyak bentuk berbeda dari lesi diuraikan dalam status dermatologis yang menentukan penyakit spesifik. Hal ini dapat dibagi dalam bentuk yang tidak merusak kulit (lesi primer) dan mereka yang merusak kulit (lesi sekunder).

Lesi Primer
Makula
Hal ini merupakan perubahan dalam warna kulit. Mereka bervariasi dalam ukuran dan bentuk, dan tampak sebagai pewarnaan pada kulit. Makula dibentuk dari :
1.     Deposit pigmen dalam kulit, misalnya frekles.
2.     Keluarnya darah kedalam kulit, misalnya petekie.
3.     Dilatasi permanen dari pembuluh kapiler, misalnya nevi.
4.     Dilatasi sementara dari pembuluh darah kapiler, misalnya eritema.
Papula
Terdapat elevasi yang dapat diraba dari kulit yang bervariasi diameternya dari sekitar 1-5 mm. Permukaan dapat tajam, bulat atau datar. Mereka terletak superficial dan dibentuk dari proliferasi sel atau eksudasi cairan ke dalam kulit.

Nodul
Ini serupa dengan papula tetapi terletak lebih dalam. Mereka bervariasi dalam ukuran dan biasanya lebih besar dibandingkan papula. Contoh daro nodul subkutan adalah nodul rematisme akut.

Vesikel
Vesikel merupakan lepuh kecil yang dibentuk dengan akumulasi cairan dalam epidermis ; mereka biasanya diisi dengan cairan serosa dan ditemukan pada anak-anak yang menderita eksema.

Bula Atau Pustula
Bula merupakan vesikel besar yang mengandung serum, pus atau darah. Mereka ditemukan misalnya pada pemfigus neonatorum.

Gelegata
Gelegata merupakan elevasi sementara kulit yang disebabkan oleh edema dermis dan dilatasi kapiler sekitarnya. Biasanya berkaitan dengan respon alergi terhadap bahan asing.
Lesi Sekunder
Skuama
Skuama merupakan lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada kulit yang dapat berkembang sebagai akibat perubahan inflamasi. Keadaan ini ditemukan pada psoariasis.

Krusta
Ini terbentuk dari serum, darah atau nanah yang mengering pada kulit. Masing-masing dapat dikenal dengan warna berikut : merah kehitaman (krusta darah), kuning kehitaman (krusta nanah), berwarna madu (krusta serum).

Fisura
Ini merupakan retakan kecil yang meluas melalui epidermis dan memaparkan dermis. Mereka dapat terjadi pada kulit kering dan pada inflamasi kronik.

Ulkus
Ulkus merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari seluruh epidermis dan sebagian atau seluruh korium di bawahnya.


PENYAKIT KULIT

EKSEMA INFANTIL dan MASA KANAK-KANAK
Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar yang khas dengan adanya eritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama pada berbagai fase resolusi. Keadaan ini melibatkan epidermis dan lapisan vaskuler kulit.
Inflamasi disebabkan oleh beberapa iritan dalam tubuh yang menimbulkan erupsi. Ini berasal dari kapiler. Kasus yang ringan hanya terdapat eritema dan skuama tetepi seringkali terdapat vesikula dan keadaan basah (weeping wells).
Tampaknya terdapat faktor herediter yang kuat dan kondisi ini kambuh sepanjang hidup. Keadaan ini juga diduga merupakan penyakit alergi. (Suatu alergi didefinisikan sebagai perubahan reaksi jaringan pada individu tertentu pada paparan terhadap bahan yang dalam jumlah yang sama, tidak menimbulkan apa-apa pada yang lain). Mekanisme yang terlibat diduga adalah sebagai berikut :
·        Terdapat pembebasan histamin, suatu bahan yang kuat yang menyebabkan kontraksi otot polos, dilatasi kapiler dan penurunan tekanan darah
·        Pembebasan bahan lain, misalnya, asetil kolin
·        Reaksi antara alergen dan suatu antibodi
Eksema jarang timbul sebelum bulan kehidupan kedua dan ketiga dan sebagian kasus hilang secara spontan pada ulang tahun kedua dan ketiga. Lebih sering terjadi pada bayi yang diberi makanan buatan dibanding pada bayi yang diberi ASI.
Gambaran Klinik
Lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit kepala, tetapi juga ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai. Pada akhirnya mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat gatal dan sebagian besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok dan ekskoriasi.

Impetigo
Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.

PSORIASIS
Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadaan ini merupakan penyakit fungsional yang cenderung diwariskan.
Gambaran Klinik
Masing-masing lesi berbatas jelas. Berwarna merah salmon dipengaruhi oleh tumpukan sisik keperakan. Terutama mengenai siku-siku, lutut dan kulit kepala, tetapi dapat terjadi dimanapun. Kondisi ini dapat dicetuskan oleh infeksi seperti tonsilitis ; stres emosi tampaknya juga terdari sebagai faktor predisposisi.

SCABIES
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei. Betina yang hamil bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan dalam orifisium dari glandula skretoris.
Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur, pada akhir sarang ini terdapat tempat pinjal. Sarang ditemukan pada lipatan, antara jari-jari, pada genitalia dan pada muka bayi.
Kondisi ini ditularkan oleh kontak yang intim dan cenderung mengenai seluruh keluarga.
Gambaran Klinik

Gatal merupakan tanda utama dan pada pemeriksaan gambaran di atas akan ditemukan. Garukan menyebabkan pendarahan dan infeksi tumpang tindih dengan penyakit ini. Dan dapat menular ke orang lain.

AKNE

Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat retensi dari sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang menyebabkan parut. Kondisi ini memengaruhi remaja muda sehingga menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.

KELAINAN KONGENITAL

Bayi lahir dengan kelainan struktural. Beberapa dapat nyata sejak lahir yang lain timbul segera setelah lahir. Baik lapisan epidermal dan dermal dapat terkena.
Kelainannya lapisan epidermal termasuk papilomata, lesi makuler berpigmen dan ini dapat berkaitan dengan moles atau naevi berambut yang berpigmen secara luas. Pada dermis dapat ditemukan fibromata, neuromata dan lipomata. Walaupun demikian, nevi vaskuler lebih sering ditemukan dan ini termasuk :
1.     Spider naevus. Ini merupakan dilatasi dari arteriole kecil dan percabangan kapilernya. Seringkali hilang secara spontan dengan diatermi atau fenol ; fenol diberikan dengan alat yang runcing.
2.     Noda Port-wine. Ini merupakan makula berwarna merah tua atau ungu. Merupakan dilatasi difus dari semua kapiler normal pada jaringan yang terkena. Dapat juga melibatkan organ dibawahnya, seperti mata dan otak. Tidak ada pengobatan untuk hal ini, tapi dapat digunakan penutupan secara kosmetik.
3.     Hemangioma strawberi. Lesi ini sering ditemukan saat lahir. Tampak sebagai nodul seperti karet, merah dengan permukaan yang kasar. Melibatkan unsur kapiler maupun vena. Hemangioma strawberi biasanya hilang sendiri, meninggalkan kulit yang kendor dan jarang sekali diperlukan terapi.

DAFTAR PUSTAKA
Sacharin, R.M. (1986) Principles of Paediatric Nursing. London:Churchill Livingstone.

Minggu, 17 Maret 2013

belajar duluu ^_^


Nyeri = Pain 
Kita sendiri sudah mengetahui makna awam dari nyeri. Pada ilmu kefarmasian ataupun kesehatan, nyeri sebenarnya dapat disebabkan dari banyak faktor. Faktor penyebab nyeri akan lebih mudah diidentifikasi bila kita sudah mengetahui macam atau jenis nyeri apa yang sedang dialami oleh pasien. Dalam keilmuan kefarmasian dan kesehatan, nyeri dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu nyeri akut, nyeri kronik, dan nyeri kanker.
Nyeri Akut
Akut sendiri bermakna sebagai suatu kejadian yang langsung terjadi pada saat itu juga tanpa memiliki proses waktu yang panjang dalam perjalanan penyakitnya. Seperti misalnya seseorang yang keracunan Thallium akan langsung meninggal, ketimbang dengan orang yang keracunan arsen dalam jumlah kecil terus-menerus sehingga menyebabkan kegagalan organ.
Nyeri akut sendiri dapat dikategorikan sebagai suatu peringatan tubuh pada pasien, karena dengan nyeri tersebut dapat dimungkinkan bagi pasien bersama tenaga kesehatan dan tenaga medis menganalisa tingkat keparahan suatu penyakit dari pasien.
Nyeri akut sendiri dapat dibagi lagi tergantung dari tempat sakitnya.
  • Nyeri pada daerah superfisial yang disebabkan oleh memar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan suhu.
  • Nyeri pada daerah somatik dalam yang disebabkan oleh injeksi iritan kimia, infark, dan iskemia.
  • Nyeri pada daerah viseral yang selalu dikaitkan dengan terjadinya inflamasi.
Nyeri Kronik
Nyeri kronik dapat disebabkan oleh nyeri akut yang dalam suatu kondisi tidak cepat pulih. Nyeri kronik dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe, yaitu:
  • Nyeri di antara waktu penyembuhan nyeri akut.
  • Nyeri yang berkaitan dengan adanya penyakit kronik, misalnya: osteoartrithis.
  • Nyeri tanpa penyebab yang diketahui, misalnya: fibromyalgia.
Nyeri Kanker
Pada dasarnya nyeri kanker dapat berupa nyeri akut atau nyeri kronis. Akan tetapi beberapa peneliti mengelompokkan nyeri kanker ke dalam kelompok tersendiri. Nyeri kanker tidak hanya disebabkan karena penyakit itu sendiri (contoh: invasi tumor, obstruksi organ) tetapi dapat pula disebabkan karena pengobatan yang diterima pasien seperti kemoterapi, radiasi, pembedahan, atau prosedur diagnostik (misalnya: biopsi).
Analisis Nyeri
Kita ketahui bahwa Nyeri yang dirasakan oleh pasien bersifat subjektif dan tidak terdapat prosedur uji laboratorium yang dapat mendiagnosis nyeri. Oleh karena itu, presentasi klinis dari nyeri yang memiliki standar sangat diperlukan untuk menggolongkan dan menunjukkan tingakt keparahan nyeri. Oleh karena itu pendekatan proporsional kepada pasien sangat benar-benar diperlukan.
Langkah pertama yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan sejarah dan fisik secara menyeluruh untuk mengevaluasi apakah terdapat penyakit lain atau faktor lain yang menyebabkan nyeri.
Sedangkan untuk membantu proses pemeriksaan fisik, dapat digunakan metode “PQRST”. P menyatakan faktor yang berhubungan dengan nyeri yang diderita pasien, baik meredakan (palliative) atau memperparah (provocative) nyeri yang diderita. Yang termasuk dalam karakteristik ini adalah diet, stress, dan/atau latihan fisik. Q (quality) menyatakan kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tajam, menusuk, kebas, konstan, dan lainnya. R (region/radiation) menyatakan lokasi nyeri. S (severity) merupakan deksripsi subjektif oleh pasien mengenai nyeri yang dirasakannya, apakah bertambah baik atau mereda, serta bagaimana rasa nyeri tersebut mempengaruhi aktivitas sehari-hari. T (temporal) menyatakan waktu tertentu pasien merasakan nyeri. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai faktor temporal, sangat penting untuk mencari informasi mengenai kegiatan yang biasa dilakukan pasien sehari-hari, apakah ada pola tertentu seperti harian, mingguan, atau bulanan. Akan tetapi metode karakteristik PQRST saja tidak cukup untuk menilai nyeri secara akurat. Diperlukan informasi yang rinci mengenai bagaimana, di mana, kapan nyeri menyerang, dan apa yang terjadi jika nyeri berlanjut.
Lokasi nyeri dapat diketahui dengan memberikan gambar anatomi tubuh kepada pasien, kemudian pasien menunjukkan area tempat nyeri dirasakan. Untuk menunjukkan sensasi nyeri yang berbeda dapat digunakan sistem warna. Untuk menunjukkan intensitas nyeri, dapat digunakan metode Visual Analog Scale (VAS) yang merupakan suatu metode reprodusibel untuk mengukur kuantitas nyeri. VAS merupakan suatu skala berbentuk garis lurus sepanjang 10 cm tanpa tanda pemisah. Di ujung kiri skala bertuliskan “Tidak Nyeri” dan diujung kanan skala bertuliskan “Nyeri Sangat Hebat”. Pasien diminta untuk memberikan tanda di skala yang menggambarkan rasa nyeri yang dideritanya. Metode VAS ini digunakan dalam proses evaluasi respons pasien terhadap terapi yang diberikan.
Penilaian pada pasien pediatric (anak) akan lebih sulit jika dibandingkan dengan penilaian pada pasien dewasa karena pasien pediatrik belum dapat mengutarakan secara verbal apa yang dideritanya. Untuk itu, pada penilaian pasien pediatrik digunakan metode VAS yang dimodifikasi, yakni menggunakan skala wajah (Faces Pain Scale). Selain itu, dapat juga digunakan metode skala warna, warna biru merepresentasikan tidak ada nyeri yang diderita dan warna merah untuk nyeri yang hebat.
Image
Respon nyeri pasien dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu pain-sensitive (PS) dan pain-tolerant (PT), di mana kedua tipe ini akan berbeda dalam menghadapi rasa nyeri. Individu tipe PS akan mengalami nyeri secara kualitatif dan lebih bergantung pada variabel psikologis dibandingkan dengan individu tipe PT, dan bisa diamati dengan menggunakan electroencephalography (EEG). Individu tipe PS menunjukkan treshold terhadap nyeri yang lebih rendah daripada individu tipe PT. Hal ini disebabkan oleh kondisi stres yang lebih tinggi dan ikut berperan dalam respon terhadap nyeri pada individu tipe PS.
Dengan demikian akan lebih memudahkan penanganan pada pasien terutama jenis obat ataupun dosisnya bila sudah diketahui jenis dan tingkat keparahan dari nyeri tersebut.
Written by: Dyan Fitri Nugraha S.Farm., Apt.

Selasa, 13 November 2012

kasus-kasus (-:


EPILEPSI
Definisi :
-          Adalah suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan ( seizure berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara  interminten yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron neuron secara paroksismal (mendadak ) didasari oleh berbagai etiologi.
-          Bangkitan epilepsi ( seizure ) adalah manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik ), berlangsung secara mendadak  dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran , disebabkan oleh hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan penyakit otak akut.

Klasifikasi :
  1. Bangkitan parsial :
               - parsial sederhana ( motorik, sensorik, otonom dan pskis )
               - parsial komplek
               - yang menjadi umum sekunder
  1. Bangkitan umum :


·         Lena
·         Mioklonik
·         Klonik
·         Tonik
·         Tonik- Klonik
·         Atonik


  1. Bangkitan tak tergolongkan  ( ILAE 1981 )

Etiologi epilepsi :
  1. Idiopathik : penyebabnya tidak diketahui dan umumnya  mempunyai predisposisi genetika
  2. Kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui, termasuk sindroma West, Lenox – Gastaut dan epilepsi mioklonik. Gambaran klinik sesuai dg ensefalopati difus.
  3. Simtomatik : disebabkan oleh kelainan atau lesi pada susunan syaraf pusat misalnya : trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat ( ssp ), kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik ( alkohol, obat ), metabolik dan kelainan neuro degenerasi.

Patofisiologi :
-          Bangkitan tjd  dari sekumpulan neuron yg abnormal yang melepaskan muatan secara berlebihan dan hipersinkronasi ( disebut fokus epileptik )
-          Lepas muatan listrik kemudian menyebar lewat jalur fisiologis-anatomis, kemudian menyebar didarah sekitar atau yag jauh dari otak.
-          Sampai saat ini belum ada mekanisme yang pasti mengapa sel saraf neuron  melepaskan muatan yang berlebihan dan hipersinkronasi.

Fenomena biokimia :
Sel saraf yang mengalami epilepsi :
  1. Ketidakstabilan membran sel  saraf
  2. Neuro hipersensitif dg ambang yang menurun
  3. Polarisasi  obnormal
  4. Ketidakstabilan ion
Diagnosis :
ð  Dasar diagnosa adalah adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2x ) dan ditunjang oleh gambaran Epilepsiform pada EEG.


Gejala epilepsi :
1.  Bangkitan umum :
§  Tonik : kontraksi  otot tungkai  dan siku flexi, leher dan punggung  melengkung, jeritan epilepsi (aura ), selama 20 – 60 s.
§  Klonik : Spasme flexi berseling relaxasi, hipertensi, midriasis, takikardia, hyperhidrosis , hipersalivasi, selama  40 s.
§  Pasca serangan : aktivitas otot terhenti  penderita sadar kembali, lesu, nyeri  otot , sakit kepala dan tertidur 1 – 2 jam
2.  Jenis parsial :
§  Sederhana          : tidak terdapat gangguan kesadaran
§  Komplek              : gangguan kesadaran.      
 
Urutan pemeriksaan :
  1. Anammesia ( auto – alo )


-          Pola / bentuk bangkitan
-          Lama bangkitan
-          Gx sebelum, selama dan setelah bangkitan.
-          Frekuensi  bangkitan
-          Faktor pecentus
-          ada/ tidak penyakit lainnya
-          Usia bangkitan pertama
-          Riwayat  di kandungan, persalinan, dan tumbuh kembang.
-          Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
-          Penyakit epilepsi dalam keluarga .


  1. Px fisik umum dan neurologis :


-Trauma kepala
-Infeksi  telinga atau sinus
-Kanker.
-Gangguan kongenital
-Gangguan neorologik lokal atau difus
-Kecanduan obat atau alkohol


  1. Pemeriksaan penunjang :
-          EEG
-          CT scan ( computer Tomografi Scan )
-          MRI  ( Magnetic Resonance Imaging )
  1. Pemerikasaan laboratorium : 
-          Darah rutin, Elektrolit, kadar gula, fx hati, fx ginjal dll.
-          pemeriksaan cairan serebro spinal jk dicurigai infeksi SSP (susunan saraf pusat).
Tujuan terapi epilesi :
ü  tercapainya kualitas hidup yang optimal, sesuai dg perjalanan penyakitnya dan disabilitas fisik atau mental yang dimilikinya.
ü  dengan menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan , mencegah timbulnya efek samping, menurunkan angka kesakitan dan kematian.

EPILEPSI menurut TCM
Definisi :
-     Epilepsi adalah jenis gangguan mental paroksismal neurologis yang ditandai secara tiba tiba. Pendek, berulang dan kolaps.
-     Kehilangan kesadaran, mulut berbusa dan berteriak, kejang-kejang pada tungkai, pasien akan kembali kekondisi normal ketika serangan berakhir.( Acupunture – Moxibustion )
Etiologi :
1.       Takut, marah dan tertindas :
ð  Depresi  Jantung dan Qi Hati, --api membakar cairan menjadi riak, shg Jantung berkabut.
2.       Diet yang salah :
ð  Melukai limfa, dahak diproduksi dari dalam, Hati menjadi berkabut oleh dahak.
3.       Traumatik injury
4.       Conginental Deffisiensy- Malnutrisi Otak.
Organ yang terlibat :
ð  Hati   /   Jantung   /   Limfa dan lambung
Tipe epilepsi ( TCM )
1.  Type / Sindroma eKses, GejaLanya :


·         Biasanya terjadi pada fase awal
·         ditandai dengan collaps yang mendadak
·         Hilangnya kesadaran
·         mulutnya tertutup rapat
·         busa keluar dari bibir
·         kejang anggota gerak
·         berteriak
·         kaku punggung


Setelah serangan = akan merasa nyeri, capek,  nyeri anggota gerak.
Akan kembali normal setelah istirahat.
2.  Type / Sindroma defisiensi, dgn Gejala  :


·         Biasanya terjadinpada stadium akir penyakit.
·         Serangannya sering
·         kejangnya sedang
·         berkeringat dingin di dahi
·         Lidah keunguan
·         nadi :  senar dan tegan


Setelah serangan = merasa lesu, gemetaran, nyeri, dan merasa lemah di lumbal dan lutut, ekpresi muka kusam, nadi seperti benang dan tidak bertenaga, lidah pucat dg sedikit lapisan.

Terapi TCM
  1. Syndroma Ekses = Dgn metode reduksi / sedasi.
JiuWei ( Ren 15 ), FengLong ( ST 40 ), Taichong ( Lv 3 ), Shenzhu ( Du 12 ), Houxi ( SI 3), FengChi ( GB 20 ) + ditambah Sen Men (HT 7).
  1. Sindroma defisien = Dgn metode penguatan /  moxibustion
Fenglong ( ST 40 ), SanYinCiao ( SP 6 ), YangLingCuen ( GB 34 ), TongLi ( HT 5 ), dan Shenshu ( BL 23 ). + Zu San Li, bai Hui, Neiguan.