Chilyati
Qurrotu A’yun
P.27240010005
ILMU GIZI
^_^
1. Definisi Ilmu Gizi
Ilmu gizi adalah ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi, dan substansi yang terkandung didalamnya, peran dan
keseimbangannya, untuk kesehatan dan masalah kesehatan agar tubuh selalu dalam Kesehatan
Optimal.
2. Pengertian Gizi
Kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. dalam bahasa latin
“nutrire”artinya makanan atau zat makanan sehat.
Gizi
(Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
3. Pengertian Gizi Dasar
Pengelompokan bahan makanan berdasarkan fungsi utama
zat gizi yang dalam ilu gizi dikenal dengan istilah “ Tri Guna Makanan “, yaitu
:
§
Pertama = Sumber Zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta
tepung tepungan yang digambarkan didasar kerucut ( dalam logo gizi seimbang )
§
Kedua = Sumber Zat pengatur yaitu sayuran dan buah yang digambarkan pada
bagian tengah kerucut ( dalam logo gizi seimbang )
§
Ketiga = Sumber Zat Pembangun yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan
hasil olahan yang digambarkan pada bagian atas kerucut ( dalam logo gizi
seimbang )
4. Pengertian status Gizi
Status Gizi
merupakan ekspresi keadaan kesehatan yang ditentukan oleh nutrisi yang diterima
dan dimanfaatkan oleh tubuh dari keadaan seimbang dalam bentuk veriabel tertentu.
Salah satunya :
1) GIZI BURUK=
KEP (Kekurangan Energi Protein) / Energi,Kwaskhiorkor / Protein.
2) GIZI
KURANG=Yodium, Vit A, Zat Besi, Vit C, dll.
3) GIZI
BAIK=Normal, baik
4) GIZI
LEBIH=Obesitas
5. Pengertian Bahan Makanan
Bahan makanan adalah makanan dalam
keadaan mentah
6. Pengertian Zat Gizi
Zat gizi
adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukanfungsi yaitu
menghasilkan energi, membangun sel-sel, memelihara jaringan dan mengatur
proses-proses tubuh.
Zat Gizi (Nutrients) adalah
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur
proses-proses kehidupan.
SUMBER-SUMBER
ZAT GIZI
Sumber-sumber
zat gizi makanan terdiri atas enam zat gizi (nutrients) : Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Mineral dan Air.
Zat gizi /
nutrients dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
·
Mikronutrient adalah zat gizi
yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi penting (Vit, mineral, dan air).
·
Maktonutrient adalah zat gizi dalam tubuh
yang diperlukan dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi / KHPL dan pembentukan sel baru.
7. Fungsi Zat Gizi
i.
Memberi energi (zat pembakar)
Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan/aktivitas.
ii.
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh (zat pembangun)
Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan menganti sel yang rusak.
iii.
Mengatur proses tubuh (zat
pengatur)
Protein, mineral, air dan vitamin.
Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak
sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi
sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang
dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi,
fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh,
seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh,
peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
8. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Ilmu Gizi berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz
Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New
York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman
Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai
panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa
penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
a.
Penelitian tentang Pernafasan
dan Kalorimetri
Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaan energi
makanan yang meliputi proses pernafasan,
oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan
sifat-sifat bahan makanan pokok.
b.
Penemuan Mineral
Keberadaan mineral telah
diketahui dalam tulang dan gigi pada tahun
1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat
esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
c.
Penemuan Vitamin
Awal abad 20, vitamin sudah
dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang
dimurnikan dan makanan utuh.
Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak
tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan
Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat
tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat
esensial.
d.
Penelitian Tingkat Molekular
dan Selular
Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian
tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam
pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser
dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan
biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan
terhadap kandungan zat gizi.
Sejarah Gizi dalam Keadaan Sekarang
a.
Muncul konsep-konsep baru
antara lain,
pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap
perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya
tahan terhadap penyakit infeksi.
b.
Pada bidang teknologi pangan
ditemukan,
cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan
zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan
WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas
keracunan).
Referensi
Ø Almatsier,
S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Ø Francin,
P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Ø Moehji,
S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
Ø
Supariasa, I. Penilaian Status
Gizi. EGC, Jakarta, 2002.