Halaman

Minggu, 17 Maret 2013

belajar duluu ^_^


Nyeri = Pain 
Kita sendiri sudah mengetahui makna awam dari nyeri. Pada ilmu kefarmasian ataupun kesehatan, nyeri sebenarnya dapat disebabkan dari banyak faktor. Faktor penyebab nyeri akan lebih mudah diidentifikasi bila kita sudah mengetahui macam atau jenis nyeri apa yang sedang dialami oleh pasien. Dalam keilmuan kefarmasian dan kesehatan, nyeri dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu nyeri akut, nyeri kronik, dan nyeri kanker.
Nyeri Akut
Akut sendiri bermakna sebagai suatu kejadian yang langsung terjadi pada saat itu juga tanpa memiliki proses waktu yang panjang dalam perjalanan penyakitnya. Seperti misalnya seseorang yang keracunan Thallium akan langsung meninggal, ketimbang dengan orang yang keracunan arsen dalam jumlah kecil terus-menerus sehingga menyebabkan kegagalan organ.
Nyeri akut sendiri dapat dikategorikan sebagai suatu peringatan tubuh pada pasien, karena dengan nyeri tersebut dapat dimungkinkan bagi pasien bersama tenaga kesehatan dan tenaga medis menganalisa tingkat keparahan suatu penyakit dari pasien.
Nyeri akut sendiri dapat dibagi lagi tergantung dari tempat sakitnya.
  • Nyeri pada daerah superfisial yang disebabkan oleh memar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan suhu.
  • Nyeri pada daerah somatik dalam yang disebabkan oleh injeksi iritan kimia, infark, dan iskemia.
  • Nyeri pada daerah viseral yang selalu dikaitkan dengan terjadinya inflamasi.
Nyeri Kronik
Nyeri kronik dapat disebabkan oleh nyeri akut yang dalam suatu kondisi tidak cepat pulih. Nyeri kronik dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe, yaitu:
  • Nyeri di antara waktu penyembuhan nyeri akut.
  • Nyeri yang berkaitan dengan adanya penyakit kronik, misalnya: osteoartrithis.
  • Nyeri tanpa penyebab yang diketahui, misalnya: fibromyalgia.
Nyeri Kanker
Pada dasarnya nyeri kanker dapat berupa nyeri akut atau nyeri kronis. Akan tetapi beberapa peneliti mengelompokkan nyeri kanker ke dalam kelompok tersendiri. Nyeri kanker tidak hanya disebabkan karena penyakit itu sendiri (contoh: invasi tumor, obstruksi organ) tetapi dapat pula disebabkan karena pengobatan yang diterima pasien seperti kemoterapi, radiasi, pembedahan, atau prosedur diagnostik (misalnya: biopsi).
Analisis Nyeri
Kita ketahui bahwa Nyeri yang dirasakan oleh pasien bersifat subjektif dan tidak terdapat prosedur uji laboratorium yang dapat mendiagnosis nyeri. Oleh karena itu, presentasi klinis dari nyeri yang memiliki standar sangat diperlukan untuk menggolongkan dan menunjukkan tingakt keparahan nyeri. Oleh karena itu pendekatan proporsional kepada pasien sangat benar-benar diperlukan.
Langkah pertama yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan sejarah dan fisik secara menyeluruh untuk mengevaluasi apakah terdapat penyakit lain atau faktor lain yang menyebabkan nyeri.
Sedangkan untuk membantu proses pemeriksaan fisik, dapat digunakan metode “PQRST”. P menyatakan faktor yang berhubungan dengan nyeri yang diderita pasien, baik meredakan (palliative) atau memperparah (provocative) nyeri yang diderita. Yang termasuk dalam karakteristik ini adalah diet, stress, dan/atau latihan fisik. Q (quality) menyatakan kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tajam, menusuk, kebas, konstan, dan lainnya. R (region/radiation) menyatakan lokasi nyeri. S (severity) merupakan deksripsi subjektif oleh pasien mengenai nyeri yang dirasakannya, apakah bertambah baik atau mereda, serta bagaimana rasa nyeri tersebut mempengaruhi aktivitas sehari-hari. T (temporal) menyatakan waktu tertentu pasien merasakan nyeri. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai faktor temporal, sangat penting untuk mencari informasi mengenai kegiatan yang biasa dilakukan pasien sehari-hari, apakah ada pola tertentu seperti harian, mingguan, atau bulanan. Akan tetapi metode karakteristik PQRST saja tidak cukup untuk menilai nyeri secara akurat. Diperlukan informasi yang rinci mengenai bagaimana, di mana, kapan nyeri menyerang, dan apa yang terjadi jika nyeri berlanjut.
Lokasi nyeri dapat diketahui dengan memberikan gambar anatomi tubuh kepada pasien, kemudian pasien menunjukkan area tempat nyeri dirasakan. Untuk menunjukkan sensasi nyeri yang berbeda dapat digunakan sistem warna. Untuk menunjukkan intensitas nyeri, dapat digunakan metode Visual Analog Scale (VAS) yang merupakan suatu metode reprodusibel untuk mengukur kuantitas nyeri. VAS merupakan suatu skala berbentuk garis lurus sepanjang 10 cm tanpa tanda pemisah. Di ujung kiri skala bertuliskan “Tidak Nyeri” dan diujung kanan skala bertuliskan “Nyeri Sangat Hebat”. Pasien diminta untuk memberikan tanda di skala yang menggambarkan rasa nyeri yang dideritanya. Metode VAS ini digunakan dalam proses evaluasi respons pasien terhadap terapi yang diberikan.
Penilaian pada pasien pediatric (anak) akan lebih sulit jika dibandingkan dengan penilaian pada pasien dewasa karena pasien pediatrik belum dapat mengutarakan secara verbal apa yang dideritanya. Untuk itu, pada penilaian pasien pediatrik digunakan metode VAS yang dimodifikasi, yakni menggunakan skala wajah (Faces Pain Scale). Selain itu, dapat juga digunakan metode skala warna, warna biru merepresentasikan tidak ada nyeri yang diderita dan warna merah untuk nyeri yang hebat.
Image
Respon nyeri pasien dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu pain-sensitive (PS) dan pain-tolerant (PT), di mana kedua tipe ini akan berbeda dalam menghadapi rasa nyeri. Individu tipe PS akan mengalami nyeri secara kualitatif dan lebih bergantung pada variabel psikologis dibandingkan dengan individu tipe PT, dan bisa diamati dengan menggunakan electroencephalography (EEG). Individu tipe PS menunjukkan treshold terhadap nyeri yang lebih rendah daripada individu tipe PT. Hal ini disebabkan oleh kondisi stres yang lebih tinggi dan ikut berperan dalam respon terhadap nyeri pada individu tipe PS.
Dengan demikian akan lebih memudahkan penanganan pada pasien terutama jenis obat ataupun dosisnya bila sudah diketahui jenis dan tingkat keparahan dari nyeri tersebut.
Written by: Dyan Fitri Nugraha S.Farm., Apt.

Tidak ada komentar: